SMAN 4 MALANG – Agenda debat pasca pekan demokrasi stetsa (PDS) berlangsung dengan meriah di Aula Tugu (kapan). Argument dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh juri dan audien saling beradu. Debat paslon ketua OSIS itu dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama dengan penentuan tim pro dan kontra. Lalu sebuah pernyataan pun digiring ke tengah arena debat itu. Tentu saja paslon harus membuat dan mempertahankan argumen sesuai dengan pembagian peran sebelumnya yakni pro dan kontra.
Debat pun berjalan dengan sengit. Salah satu pernyataan yang dilontarkan dalam debat tersebut yakni terkait kebijakan dan peran pemimpin organisasi. ““Demi keefektifan program kerja ataupun even, seluruh keputusan dibuat dan diambil oleh ketua OSIS saja. Anggota hanya menjalankan perintah dan bagian masing-masing tanpa dapat memberikan opini dalam pengambilan keputusan,” begitulah kira-kira salah satu pernyataan yang dilontarkan oleh moderator. Lantas pernyataan itu ditanggapi dengan pendapat pro dan kontra oleh paslon nomor urut dua paslon nomor urut tiga.
Menurut paslon nomor urut dua, keputusan memang diambil dari ketua OSIS. Namun, bukan berarti pengambilan keputusan bisa dilakukan secara semena-semena. Aspirasi anggota tetap harus ditampung. Alasan diambilnya suatu keputusan oleh ketua OSIS adalah agar informasi yang diberikan menjadi satu arah dan terstruktur. Selain itu, dapat meminimalisasi terjadinya miskomunikasi. Tanggapan dari paslon nomor urut dua itu mendapat tepukan tangan yang meriah dari para penonton.
Sementara, paslon nomor urut tiga tidak setuju dengan mosi tersebut. Sebab, dalam sebuah organisasi diperlukan koordinasi antar pengurus. Tanggapan dari paslon nomor urut tiga pun tak kalah mendapat tepukan tangan yang meriah. Selanjutnya tahap kedua dilakukan dengan mengambil undian pertanyaan oleh masing-masing paslon. Ada empat pertanyaan undian yang disediakan. Sehingga masing-masing paslon mendapatkan satu pertanyaan.
Ketua Pekan Demokrasi Sekolah (PDS) Naura Dzikir mengatakan debat berlangsung lancar. Perempuan yang akrab disapa Naura itu mengatakan debat dilakukan untuk menguji pengetahuan paslon. Selain itu, Naura menyebut kemapuan berpikir kritis dan logis juga bisa tampak dalam proses debat tersebut. “Intinya bagaimana paslon bisa mengorganisasi sebuah isu dan mempertahankan dengan alasan-alasan yang logis,” pungkasnya. (def/nan/dre)
Lihat selengkapnya di
https://www.youtube.com/watch?v=zXQrlbVl7A4