SMAN 4 Malang – Olimpiade IPS Stetsa Olympiad Fest (SOF) yang digelar di Ruang Matematika 2 SMAN 4 Malang pada 23 Februari 2025 lalu berupaya mengintervensi berbagai isu aktual di Indonesia. Salah satunya dengan menyajikan soal-soal yang berkaitan dengan pembangunan. Khususnya di bidang infrastruktur.
Meski pembangunan infrastruktur sudah dikebut beberapa waktu belakangan ini, kondisinya masih kalah dengan negara berkembang lainnya. Misalnya seperti Vietnam dan Thailand. Untuk itu, event rutin tahunan itu mencoba berkontribusi dalam bentuk hasil pemikiran dari pengerjaan soal-soal olimpiade yang disajikan.
Ketua SOF 2025 Aurellia Putri Ibrani mengatakan ada 24 peserta yang mengikuti olimpiade tersebut. Rangkaian kegiatan diawali sesi pembukaan di Aula Tugu yang dihadiri seluruh peserta dari berbagai cabang lomba. Sebagai informasi, ada lima lomba yang digelar dalam SOF 2025 ini.
Di antaranya cipta baca puisi, modern dance, storytelling, olimpiade MIPA, dan olimpiade IPS. Lima jenis lomba itu diikuti 114 peserta. Setelah itu, peserta lomba akan diarahkan ke ruangan masing-masing berdasarkan jenis lomba yang diikuti. “Untuk olimpiade IPS dilaksanakan di Ruang Matematika 2,” ujar siswa kelas XI-MCA itu.
Sebelum memasuki ruangan, peserta diminta berbaris di depan pintu untuk dilakukan presensi. Peserta yang mengenakan seragam identitas sekolah masing-masing itu tampak tegang. Maklum, mereka akan menghadapi 60 soal pilihan ganda dalam waktu 120 menit. Ditambah bobot soal yang memuat isu-isu aktual di Indonesia.
“Mulai dari perubahan sosial, konflik, hingga dampak bencana terhadap pembangunan,” jelasnya. Sebelum dimulai, panitia lomba memberikan penjelasan teknis dan ketentuan pelaksanaan olimpiade. Terutama terkait skema penilaian. Aurellia menyampaikan peserta dengan jumlah jawaban benar terbanyak otomatis akan keluar sebagai pemenang.
OSIS STETSA FOR JURASSIC STETSA

FOKUS: Peserta olimpiade IPS tampak serius mengerjakan soal-soal olimpiade di Ruang Matematika 2 pada 23 Februari 2025 lalu.
Salah seorang peserta dari SMP Insan Amanah, Azka Lailiyah mengaku gugup saat mengerjakan soal. Ia terkendala materi latihan yang tidak sama dengan soal-soal yang keluar. “Meski begitu saya tetap mengerjakan soal-soal yang ada semaksimal mungkin. Sebab, masih ada beberapa yang saya pelajari keluar dalam lembar pertanyaa,” tandasnya.
Setelah selesai, mereka diberikan waktu istirahat sejenak. Sebelum kemudian diarahkan menuju Aula Tugu untuk mengikuti sesi pengumuman pemenang. Suasana di aula dipenuhi dengan ekspresi tegang dan harap-harap cemas. Dari total 24 peserta, tiga peserta berhasil meraih juara dalam olimpiade IPS tersebut.
Juara pertama diraih Graziele Luvalerie dari SMPK Kolese Santo Yusup 1 Malang, juara kedua yakni Raja Haidar Wiratmoko dari MTs Negeri 1 Kota Malang, dan juara ketiga adalah Stella Claire Hartono juga dari SMPK Kolese Santo Yusup 1 Malang. (Raisa/Andre)