SMAN 4 MALANG – Internal Competition Debate (Intercom) sukses menyedot animo siswa SMAN 4 Malang. Lomba yang baru pertama kali digelar itu diikuti dua orang perwakilan dari setiap kelas. Adegan adu argumen dan saling mematahkan statement menambah keseruan pelaksanaan lomba yang digelar di Ruang Serbaguna pada Kamis lalu (9/1/2025).
Awalnya, perwakilan setiap kelas yang dikirimkan akan diadu dengan perwakilan kelas lainnya. Mereka memperebutkan top 5 untuk bisa masuk ke babak grand final. Lomba yang digelar ekstrakurikuler Crossover Debate Explosion (Code) itu digelar secara tertutup. Sehingga, anggota kelas tidak bisa menonton dan menjadi suporter.
Kendati begitu, atmosfer kompetisi terasa begitu kental. “Awalnya kami izinkan penonton hadir. Namun, ternyata malah membuat bising dan mengganggu konsentrasi peserta,” jelas Salma Mentari Putri, Ketua Pelaksana Intercom. Keputusan itu diambil untuk memastikan lomba berlangsung kondusif.
Siswa kelas XI-MBA itu menjelaskan mekanisme penilaian menggunakan sistem skor tim dan poin kemenangan. Skor tim diperoleh dari kualitas argumentasi yang disampaikan. Sementara, poin kemenangan diberikan berdasarkan keputusan juri. Salma mengaku beberapa peserta ada yang berasal dari ekstrakurikuler Code. Meski begitu, itu tak menjamin hasilnya selalu bagus.
Itu terbukti dari hasil akhir lomba yang dimenangkan siswa kelas X. Mereka adalah Vranda Putri Alexandhika dan Chindy Putri Agustin. Keduanya berhasil menyabet juara pertama setelah menyisihkan 29 tim lawan. Mereka mengaku Intercom merupakan pengalaman lomba debat pertamanya. Sehingga, keduanya merasa tidak familiar dengan sejumlah mosi yang diberikan.

Foto by : Fastco Stetsa for Jurassic Stetsa
“Kami tidak menyangka bisa menang. Mengingat lawan-lawan kami jauh lebih berpengalaman,” ungkap Chindy dengan senyum bangga. Dia menyampaikan ada dua jenis mosi yang diujikan. Yakni prepared motion dan impromptu motion. Mosi yang telah disiapkan mencakup isu-isu seperti kewajiban penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk kembali ke Indonesia hingga penurunan tarif listrik.
Sementara itu, impromptu motion mengharuskan peserta membangun argumen selama 30 menit tanpa bantuan alat elektronik. Pemenang lomba debat tersebut mendapatkan sertifikat dan medali. Itu bertujuan untuk memberikan apresiasi dan motivasi untuk bisa lebih berprestasi lagi. “Saya bersyukur bisa menang. Semoga tahun depan bisa ikut lagi sebagai peserta Intercom,” pungkasnya. (Dayu/Andre)